Si Doel Sunatan? Emang Dulu Belum?

808
SI DOEL SUNATAN EMANG DULU BELUM

SI DOEL SUNATAN EMANG DULU BELUM

Sembari duduk lesehan, penonton yang memadati Pendhapa Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT) dihibur  lantunan musik keroncong, yang dimainkan Orkes Keroncong Jiwa Merana. Grup tersebut memainkan beberapa tembang seperti “Di Bawah Sinar Bulan Purnama”, “Taman Jurug”, “Bengawan Solo”, dan lainnya.

Penonton kemudian disambut oleh dua orang MC. Jangan bayangkan keduanya memakai tata bahasa dan busana yang formal. Pasalnya, pembawa acara tersebut adalah dua orang komedian dari grup humor Paroden Basah, Mamank Tse dan Widi Kocrit. Dandanan dan polah mereka mampu mengocok perut penonton.

Widi Kocrit yang mengenakan konde dan kebaya, membuat banyolan tentang kostumnya itu. “Le, iki kok gelungku kemunduren ya?” Mamank langsung merespon, “Kui dudu gelungmu sing kemunduren, tapi lambemu sing kemajon.” Celoteh Mamank Tse itu membuat penonton terpingkal-pingkal. Tak mau kalah, Kocrit membalasnya. “Iki gelungku SNI lho. Standar Ndas Indonesia,”tuturnya.

Guyonan Mamank Tse dan Widi Kocrit itu adalah sebagian kecil kelucuan yang ada di pentas ulangtahun ke-22 Pecas Ndahe, Rabu (25/11/2015). “Si Doel Sunatan” adalah tema yang diusung dalam acara tersebut.

Di perayaan harlahnya kali ini, band humor asal Kota Solo itu mengundang dua bintang tamu yaitu Nuca IMB dan Endah Laras. Nuca berkolaborasi menyanyikan “I’ll Be There For You”, sedangkan Endah Laras menyumbangkan suaranya di lagu “Ayo Ngguyu”.

Joker Pecas Ndahe, Doel Sumbing, menuturkan tidak ada maksud tertentu di balik pemilihan tema “Si Doel Sunatan”. “Ya buat seneng-seneng aja. Sekarang kami nyari tema yang bisa buat lucu-lucuan. Kami dulu pernah bikin ‘Si Doel Anak Durhaka’, itu kesannya nggak bagus,” jelasnya saat ditemui usai pentas.