Sambut Hari Wayang Dunia, Isi Surakarta Gelar Pagelaran Wayang Di Dua Tempat

1176
ISI SURAKARTA DEKLARASIKAN HARI WAYANG DUNIA

ISI SURAKARTA DEKLARASIKAN HARI WAYANG DUNIA

Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta memberanikan diri mengadakan acara untuk menyambut Hari Wayang Dunia. ISI sudah lama merencanakan mengadakan acara Hari Wayang Dunia yang telah diresmikan sejak 7 November 2003. Walaupun dulunya susah terealisasikan, kini dengan dorongan Rektor dan beberapa pendukung acara, ISI mampu mengadakan Hari Wayang Dunia. Selain rektor, guru besar dan dosen ISI Surakarta, acara ini juga dihadiri oleh wakil menteri, wakil dari pemerintahan, rektor-rektor yang institusinya bekerjasama dengan ISI Surakarta dan juga Dalang Podusuko Paguyuban Surakarta. Acara ini digelar pada tanggal 6-8 November 2015 dan berada di dua tempat. Tempat pertama yaitu di depan gedung rektorat ISI Surakarta yang dikhusukan untuk Wayang Purwo dan Wayang Gedhog. Kedua di teater kecil ISI Surakarta yang dikhususkan untuk Wayang Kancil, Wayang Kampong Sebelah, Wayang Kroncong, Wayang Wahyu, Wayang Walisanga, Wayang Kolaborasi Jawa Timuran, Wayang Kulit Menak, Wayang Golek Cepak, dan Wayang Sendosa.

Tidak ada alasan untuk tidak melestarikan budaya sendiri. Alasan itulah yang menjadi pondasi kuat terselenggranya Hari Wayang Dunia di ISI Surakarta. Sudarsono, S.Kar, M.Si selaku ketua panitia mengatakan, “Karna wayang mendapat penghargaan UNESCO sebagai masterpiece Karya Agung. Kalo kita sebagai orang jawa tidak melestarikan kan malu. Orang luar saja memberikan penghargaan seperti itu dan ini belum ada yang mendeklarasikan. Maka dari itu dari dorongan rektor, akhirnya ISI memberanikan diri mendeklarasikan Hari Wayang Dunia.”

Hari Wayang Dunia diharapkan bisa mengikuti kesuksesan Hari Tari Dunia. “Wayang itu yang pokok pelestarian. Karena generasi muda sekarang mulai agak jauh dari pelestarian nilai budaya jawa. Kan wayang seolah-olah sudah menyatu dengan orang jawa. Maka dari itu temanya Wayangku Jiwaku. Diharapkan generasi muda mulai mencintai wayang. Mencintai kan tidak harus jadi seniman. Yang penting sudah senang melihat itu namanya mencintai. Itu sudah mendukung pelesatarian”, ujar Sudarsono, S.Kar, M.Si

Selain ada pagelaran wayang, ada juga pameran wayang-wayang kebanggan dalang dan pameran seni rupa di lobby pasca sarjana ISI Surakarta. Dalam pameran itu antara lain ada Wayang Boneka, Lukis Cermin, Wayang Kulit, Lukisan, Keris, Topeng, Wayang Gedhog, Wayang Kulit Purwa dan Wayang Babad Nusantara. Seniman yang menampilkan hasil karya tersebut antara lain Ki. Agus Birana, Ki Purbo Asmoro, Trisno Santoso, Rudy Wiratama dan lain-lain.