Revitalisasi Bikin Taman Satwa Taru Jurug Dikenal di Tingkat Dunia

313

Soloevent.id – Proyek Revitalisasi Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) akan dimulai pada Agustus 2022 ini. Diharapkan melalui program tersebut keberadaan objek wisata seluas 13 hektar ini dapat dikenal di tingkat dunia. Apalagi mengingat lokasinya berada di tepian Sungai Bengawan Solo, yang sebelumnya juga sangat dikenal oleh masyarakat internasional.

Demikian pula dengan adanya danau, akan semakin mengukuhkan kebun binatang ini sebagai pusat konservasi yang sangat unik karena tidak ada yang menyamai. Sehingga nantinya akan mampu memunculkan daya tarik yang sangat istimewa bagi pelancong. Termasuk Museum Gesang, ikut menambah keistimewaan taman tersebut.

Groundbreaking

Menurut keterangan dari Solopos, pada Sabtu 13 Agustus 2022 kemarin dilaksanakan acara peletakan batu pertama (groundbreaking) di TSTJ. Acara ini dihadiri oleh Ketua Yayasan Konservasi Margasatwa Indonesia Agus Santosa.

Pada kesempatan tersebut Agus mengungkapkan, konservasi ini melibatkan konsultan dari Taman Safari Indonesia. Untuk konstruksi fisik, akan dikerjakan dalam dua fase dan untuk tahap pertama fokus pada pembangunan fasilitas danau di tengah taman.

Danau ini nantinya akan menjadi point of view atau daya tarik utama bagi wisatawan. Di sekelilingnya terdapat beragam fasilitas dan yang lebih menarik lagi, ada berbagai atraksi binatang.

Rampung Desember 2023

Meski sebenarnya butuh waktu sekitar enam bulan, namun diharapkan dapat rampung pada akhir Desember 2023. sesuai permintaan Walikota Surakarta. Sedangkan untuk fase kedua, dikerjakan pada tahun 2023 yang akan membuat taman tersebut jadi lebih modern dan bersifat berkelanjutan.

Melalui proyek revitalisasi berkelanjutan ini pula, akan diusung konsep alam terbuka. Misalnya untuk binatang primata seperti orang utan dan monyet dilepas area terbuka. Demikian pula dengan hewan lain mulai dari rusa, kuda, dan zebra.

Sedangkan satwa buas seperti macan atau harimau, meskipun berada dalam kandang wisatawan tetap bisa menyaksikan dengan bebas. Selain itu masih ada pembangunan lain seperti museum, kafe, perkampungan ala Afrika, dan masih banyak lagi.

Sementara itu Dirjen Pengelolaan Hutan Lestari dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (PHL-KLHK) Agus Justianto yang ikut dalam acara ini turut memberi komentar. Dia menyatakan, TSTJ mempunyai peran besar dalam mengembangbiakan dan menyelematkan tumbuhan langka dan satwa liar.

Selain itu juga menjadi tempat terbaik untuk sumber indukan, peragaan, edukasi, dan rekreasi masyarakat. Bahkan telah sukses melakukan translokasi terhadap tiga hewan langka yakni lutung budeng ke Jawa Timur dan orangutan beserta owa ke Kalimantan Tengah.

Terkait dengan revitalisasi, mulai 1 September 2022 ini TSTJ harus tutup secara total dan akan buka kembali pada 23 Desember 2022. Direktur Utama TSTJ Bimo Wahyu Utomo sangat berharap pengerjaan proyek ini bisa berjalan lancar sesuai jadwal yang telah ditentukan.

Pada sisi yang lain Walikota Surakarta Gibran Rakabumingraka menceritakan, hingga saat ini pihaknya masih menghitung harga tiket untuk pengunjung. Sehingga nantinya tidak akan memberatkan masyarakat, tapi juga bisa membantu menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD).