Perkenalkan Teknik Woodcut A La Fadhlil

1435

woodcut-ala-fadhlil

Sesuatu yang berawal dari coba-coba, kemudian menjadi suatu kegemaran yang ditekuni, dapat berbuah manis bagi kita. M. Fadhlil Abdi contohnya. Walaupun bermula dari keisengan, tapi kini karyanya banyak diapresiasi orang. Dan bahkan, pria kelahiran 30 Agustus 1987 ini berhasil mendapatkan Juara 2 Kompetisi Trienal Seni Grafis Indonesia IV melalui karyanya, 2012 lalu.[quote align=”center” color=”#999999″]“Awalnya dari nyoba-nyoba aja, iseng. Terus ketemu anak-anak di kampus, ikut lembur. Abis itu nyoba-nyoba, ya karena namanya pertama kali ‘kan kalo  ketemu jadi suka , terus coba-coba,”terangnya kepada Soloevent.[/quote]

Fadhlil yang merupakan alumnus Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta ini pada awalnya lebih menekuni seni lukis. Namun karena ia ragu dengan kemampuan teknis melukisnya, dan karena lewat seni grafis lebih bisa menjamah dunia “realistik”, maka ia akhirnya lebih memilihnya. Pilihan yang tepat karena berkat seni grafis, ia berhasil menggelar pameran tunggal di Bentara Budaya yang tersebar di empat kota yakni Jakarta, Bali, Solo, dan Yogyakarta.

teknik cukil

Repress” adalah tema yang Fadhlil angkat dalam pameran tunggalnya ini. Dalam Bahasa Indonesia, repress berarti tekanan atau tindasan. Hal tersebut merupakan kegelisahan yang Fadhlil alami dan rasakan sebagai dirinya sendiri, pun implementasi kegelisahan dari para seniman dalam proses mereka berkarya, sehingga ia tuangkan kegelisahan itu ke dalam papan MDF (Medium Density Fibreboard). Dengan teknik woodcut atau juga bisa disebut dengan teknik cukilan kayu, ia mengeksplornya.

Walaupun ada yang menggunakan teknik linocut dan drypoint, tapi Fadhlil lebih menyukai teknik woodcut, sehingga jika Anda berkunjung ke Balai Soedjatmoko Solo (tempat berlangsungnya pameran tunggal “Repress” karya Fadhlil), dari 33 karya yang ia pamerkan, teknik cukilan kayu bisa dikatakan mendominasi. “Berkarakter. Beda sama yang lain,” jelas Fadhlil ketika ditanya mengapa lebih menggemari teknik woodcut.

seni woodcut

Proses pengerjaan karyanya beragam. “Macem-macem, ada yang tiga hari, ada yang dua hari, ada yang satu minggu,” jelasnya. Karena karyanya menonjolkan ekspresi wajah seseorang, maka ia tak asal comot atau bahkan hanya mengandalkan imajinasinya semata. Perlu proses untuk mengenal apa yang akan ia buat. “Biasanya aku punya beberapa arsip foto, nanti habis itu aku pilih. Perenungannya cuma sampai di sana, cuma sampai aku lihat foto itu. Setelah ketemu langsung aku buat,” terangnya. Beragam rupa ekspresi yang ia paparkan berasal dari pemotretan dan hasil download foto-foto ekspresif orang.