Penulis Novel Trilogy Negeri 5 Menara, Pengen Jadi Habibi

1013
AHMAD FUADI, PENULIS NOVEL TRILOGY NEGRI 5 MENARA, PENGEN JADI HABIBI

AHMAD FUADI, PENULIS NOVEL TRILOGY NEGRI 5 MENARA, PENGEN JADI HABIBI

“Kalo kata Billy boen, ‘Follow Your Passion’. Kalo kata saya, boleh kita ikuti orang tua kita tapi buka hati kita dan ikhlaskan.”

Kalimat tersebut keluar dari seorang Ahmad Fuadi (Penulis Novel Trilogy Negeri 5 Menara) saat menjadi salah satu pembicara Young On Top #IMPACTSolo yang diadakan di Auditorium UNS (12 /12/2015).  Lulusan pesantren yang akhirnya menjadi penulis novel, pekerja sosial dan juga pernah menjadi wartawan di Amerika Serikat. Fuadi menunjukkan bahwa “There Is No Limit” dalam diri seseorang untuk meraih kesuksesan meski lulusan pesantren.

Bermula untuk bisa menjadi orang seperti Habibi, Fuadi berkeinginan untuk sekolah di tempat yang bagus dan mumpuni. Namun kala itu, orang tua memaksanya untuk bersekolah di pesantren. Meski berat hati, Fuadi menjalankannya dengan penuh keikhlasan. Fuadi sadar bahwa kehidupan pesantren tak seperti yang ia bayangkan. Disana Fuadi bisa belajar untuk berbicara dengan bahasa arab dan bahasa inggris. Inilah salah satu manfaat yang bisa diambil Fuadi saat ia dipaksa menuntut ilmu di pesantren.

Dalam seminar Young On Top #IMPACTSolo tersebut, Fuadi memberikan cara yang tepat untuk memberi tahu orang tua tentang keinginan kita. “Kalo orang tua gak yakin sama keinginan hidup kita, bikin aja presentasi layaknya saat kuliah pake power point . Kalo kita tidak mengikuti apa yang kita inginkan kita akan menghadapinya dengan dongkol, setengah hati, dan hidup kita akan useless. Jadi saat kita masih mengikuti orang tua ambil motivasi dan manfaat lalu mengikhlaskan.”

Awal Fuadi menulis adalah saat dia hobi menulis diary yang dicontoh dari ibunya. “Tapi diary saya bukan yang pink ada gemboknya low ya”, canda Fuadi. Bakat menulisnya mulai terasah saat dia menjadi wartawan. Setelah berkeluarga, mulanya istri Fuadi ragu saat dia mengungkapkan akan menulis novel. Lalu sang istri pun memberinya sebuah buku yang berjudul  “How to Write a Novel”. Novel pertama Fuadi berkisah saat dia hidup di pesantren. Dari situlah mulai banyak buku yang ia baca mengenai kehidupan asrama. “Salah satu buku yang saya baca adalah Harry Potter. Karna dia juga hidup di pesantren. Cuma bedanya ada sihirnya aja”, ujar Fuadi yang disambut tawa penonton.

Disitu Fuadi juga memberi tips untuk menulis. Pertama adalah Why? Tujuan niat menulis kenapa? Kedua, What? Apa yg ditulis? Tulislah sesuatu yg disukai. Ketiga, How? Bagaimana cara menulis? Banyak buku yang bisa dipelajari tentang cara menulis. Terakhir, pastikan riset sebelum menulis.

“Jangan pikirin limit. Kita harus punya teman dan kompetitor. Carilah teman-teman yang terbaik di sekitar yang selalu mengingatkan kita. Kompetitor juga yang baik. Supaya kita maju itu gak sendri dan gak capek.” ujar Fuadi.