Open Mini Cinema #3 Wadahi Film Pendek Karya Mahasiswa

816
OPEN MINI CINEMA #3 WADAHI FILM PENDEK KARYA MAHASISWA

OPEN MINI CINEMA #3 WADAHI FILM PENDEK KARYA MAHASISWA

Soloevent.id  –  Kesebelas film pendek diputar dalam acara bertajuk Open Mini Cinema #3, Kamis (3/3/2016). Sesuai temanya yakni “Film Bersuara”, karya-karya itu merupakan tugas semester 3 mata kuliah Tata Suara.

Malam itu, suasana Teater Kecil ISI Surakarta bak bioskop. Sebuah layar putih terkembang di bibir panggung. Dari situlah 11 film pendek bikinan mahasiswa Program Studi Televisi dan Film Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta angkatan 2014, ditayangkan.

Kebanyakan dari film-film yang diputar masih menyuguhkan genre drama. “Espres(so)” salah satunya. Dialog-dialog romantis yang mengambil analogi kopi, tertuang di film ini. Sontak saja, percakapan semi puitis antarpemain membuat para penonton baper.

Selain drama, ada pula dua film horor – berjudul “Noise” dan “MOV” – yang sukses membuat ratusan penonton di Teater Kecil ISI Surakarta terkaget-kaget dengan kemunculan tokoh makhluk astral. “Noise” tampil cukup simpel dan tanpa dialog. Sedari awal, sang sutradara telah memberikan identitas horor dengan cahaya remang-remang serta gemerisik radio yang berbunyi sendiri.

Tak hanya drama dan horor, ada juga film yang mengangkat komedi. “UnBejo” satu diantaranya. Sang sutradara, Heru Arfansyah, mengambil dasar cerita cukup sepele, yakni menemukan selembar uang sepuluh ribuan yang tergeletak di jalan. Saat si aktor menemukannya, ia merasa bimbang apakah harus mengambilnya, mengembalikan kepada si pemilik uang, ataukah menyedekahkannya.

Pemutaran Open Mini Cinema #3 dibagi dalam tiga sesi. Sesi pertama menampilkan “Sayang Kamu”, “Benang Merah”, “Kita”, dan “UnBejo”. “Culas”, “Noise”, serta “Espres(so)” ditayangan di sesi kedua. Sedangkan sesi ketiga menyuguhkan “Buto”, “Bejo”, “MOV”, dan “Gardenia”.

Menurut Sie Acara Open Mini Cinema #3, Helvana Dewi Yulian, seluruh elemen suara di kesebelas film, ada yang diproduksi sendiri dan ada pula yang diambil dari internet. “Kalau dari internet, kami mengambil yang free dan berlisensi. Ada juga kelompok yang kerjasama dengan mahasiswa etnomusikologi buat bikin soundtrack-nya,” tutur dia saat ditemui Soloevent usai acara.

Di samping itu, event tersebut juga jadi ajang menjalin keakraban dengan mahasiswa program studi lain. “Sewaktu proses bikin film, kami minta bantuan anak etnomusikologi buat ngisi lagu. Aktornya kami pakai teman-teman teater. Peralatan yang kami pakai di pemutaran film inipun dibantu anak-anak desain interior,” ungkapnya. Perempuan bertubuh mungil ini menambahkan, Open Mini Cinema #3 ingin jadi wadah apresiasi film-film karya mahasiswa ISI ataupun komunitas-komunitas lain yang ada di Solo.

Salah satu penonton, Dewi Brown, mengungkapkan, film-film pendek yang diputar di Open Mini Cinema #3 sudah mengalami banyak peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya. “Tadi saya lihat ada yang pakai animasi,” katanya merujuk pada film “Buto”.