Ngisis Ringgit, Cara Merawat Wayang Kulit Berusia Ratusan Tahun

4066

Soloevent.id – Museum Radya Pustaka punya banyak koleksi wayang kulit. Setiap bulan Sura, wayang-wayang tersebut dibersihkan dari debu dan diangin-aginkan untuk menjaga kelembapan. Kegiatan ini disebut ngisis ringgit. Selain merawat, kegiatan ini juga bermaksud untuk menghormati karya leluhur.

Rabu (19/9/2018) pagi, Museum Radya Pustaka membersihkan 45 koleksi wayang kulitnya yang telah berusia ratusan tahun. Wayang-wayang itu berasal dari era Pakubuwana II hingga Pakubuwana X.

Jenis wayang yang di-isis antara lain Wayang Gedhog Madura, Wayang Gedhog Surakarta, Wayang Purwa, Wayang Klithik Kayu, Wayang Madya, dan Wayang Dupara. Ada juga wayang asal Thailand dan Vietnam yang merupakan cinderamata pada masa Pakubuwana X. Wayang itu berusia sekitar 173 tahun.

Kegiatan ini diawali dengan doa bersama yang dipimpin oleh Kepala UPTD Museum Dinas Kebudayaan Kota Solo, Bambang MBS.

Tata cara selanjutnya adalah mengeluarkan wayang dari kotak penyimpanan. Sehabis didata, wayang kulit kemudian dibersihkan menggunakan kuas. Karena berumur tua, kuas dipilih supaya permukaan wayang kulit tidak tambah terkelupas.

Tak hanya dibersihkan. jika ada bagian wayang kulit yang robek, petugas langsung menjahitnya. Wayang-wayang tersebut lalu di-isis atau dijemur dan diangin-anginkan di serambi Museum Radya Pustaka.

“Selain di-isis, wayang kulit juga perlu dijaga dari serangga dengan memberikan akar wangi, sedangkan untuk menjaga kelembapan digunakan silica gel,” kata petugas pembersih wayang dari Koordinator Bidang Wayang Komite Seni Budaya Nusantara (KSBN) Jawa Tengah, Restu Budi Setyawan.

Dia menambahkan, wayang-wayang itu sebenarnya masih bisa dimainkan. Namun karena sudah berusia ratusan tahun, wayang-wayang tersebut lebih baik disimpan di museum sebagai koleksi.

Menurut Restu, ngisis ringgit dilakukan dalam waktu berbeda-beda. Keraton Surakarta melakukan kegiatan ini setiap 35 hari sekali. Sedangkan di Museum Radya Pustaka dilakukan sesuai kebutuhan, apabila sudah saatnya dibersihkan maka dilakukanlah ngisis ringgit ini.

Ngisis ringgit di Museum Radya Pustaka ini merupakan rangkaian acara Suro Bulan Kebudayaan 2018. Pertunjukan Srawung Seni Sakral pada 12 September lalu menjadi pembuka event budaya ini.



Selama penyelenggaraan Suro Bulan Kebudayaan 2018, bakal digelar bermacam kegiatan, seperti jamasan pusaka, pementasan tari dan musik keroncong, serta lomba bercerita dan mewarnai.

Selain Museum Radya Pustaka, Suro Bulan Kebudayaan 2018 juga diadakan di Museum Keris Nusantara. Acara ini akan berlangsung hingga 11 Oktober.