Mimpi Dan Hambatan Sang Penggagas Hello Market Solo

1334

Soloevent.id – Para fashionista Kota Bengawan sepertinya sudah enggak asing sama Hello Market Solo. Yap, bazar tahunan ini menjadi rujukan anak muda – terutama kaum perempuan – buat tampil trendi dan pastinya up to date.

Event ini jadi ajang kumpulnya tenant-tenant fashion dari dalam maupun luar Solo. Enggak hanya fashion doang, lho, ada juga stan-stan yang menawarkan produk-produk kreatif.

Hello Market Solo dirancang oleh tiga anak muda Solo, salah satunya adalah Widya Rosena. Perempuan yang berprofesi sebagai MC ini menceritakan enggak mudah membesarkanya.

“Kami mengawali dengan meng-educate. Dulu yang datang teman-teman sendiri, yang mengisi juga mereka. Seiring waktu berjalan, yang ikut dari Yogyakarta, Semarang. Link makin banyak dan akhirnya jadi seperti ini lebih dari 80 tenant,” ujarnya di sela penyelenggaraan Hello Market Solo #8.

Sebagai pengikut mode, Widya kepingin gaya dandanan anak muda Kota Solo berkembang. Supaya enggak tertinggal dengan kota lain, Widya menyadari harus ada anak muda yang bergerak.

Gerakan tersebut diwujudkannya dengan menggelar Hello Garage Sale – cikal bakal Hello Market Solo. Di dalamnya menyelipkan misi sosial yaitu setiap item yang terjual akan dipotong seribu Rupiah untuk disumbangkan ke anak kecil yang membutuhkan.

Namun, jalan yang ditempuh Widya dkk untuk mengedukasi enggak mulus. Dalam kurun waktu 6-7 tahun, hambatan dan cibiran yang diterimanya enggak sedikit. “Banyak orang mencibir, ‘Alah paling event-nya enggak bertahan lama,’ tapi nyatanya kami stabil kok, antusiasme masih banyak dan enggak menurun,” katanya.

Walaupun awalnya membuat Hello Garage Sale agar UKM di Solo lebih terlihat, kini Hello Market Solo didominasi tenant yang berasal dari luar kota. Hal ini juga memancing cibiran yang menganggap Hello Market Solo menganaktirikan UKM di kotanya sendiri. Menanggapi hal itu, Widya punya pendapat berbeda.

“Kayak seleksi alam. Kalau kamu enggak bisa survive ya kamu enggak bisa maju. Sekarang kan enggak mungkin kami stuck bikin garage sale terus. Setiap orang kan ada stepnya makin naik ke atas. Tinggal bagaimana tenant itu bisa mengikuti. Ada kok brand kecil yang sekarang besar karena mengikuti kami,” ungkapnya.

Keputusan yang WIdya cs ambil tersebut agar Solo semakin dilihat orang luar. Widya memandang, pasar Solo yang mulai aktif jadi sasaran pelaku bisnis fashion di luar kota. Kini Widya enggak perlu susah-susah menawarkan proposal karena tenant sudah berdatangan sendiri.

“Mengedukasi lebih susah daripada berjalannya. Nah, cibiran itu datang karena mereka enggak mau berubah. Di sini mereka jadi teredukasi. Kami mengajak mereka buat bikin website, meningkatkan kualitas produk dan  media sosial. Memang banyak kendala, tapi mau berubah enggak?” tambahnya.

Widya berharap Hello Market Solo bisa menjadi ajang bertemunya desainer, pengusaha, fashion enthusiast, dan masyarakat awam agar orang Solo yang cenderung malu lebih bisa mengekspresikan diri di bidang fashion. Dengan begitu, geliat fashion di Kota Solo akan semakin maju.

(Foto: dokumentasi pribadi)