Meriahkan Hari Tari Dunia, 3 Perempuan Ini Akan Menari Satu Hari Penuh

1473

Soloevent.id – Setiap 29 April, masyarakat internasional merayakan World Dance Day atau Hari Tari Dunia. Kota Solo turut ambil bagian dalam kemeriahan ini. Salah satu acara yang rutin digelar untuk memperingati Hari Tari Dunia adalah Solo 24 Jam Menari.

Event yang dipusatkan di Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta itu sudah dihelat sejak 11 tahun lalu. Seperti tajuknya, acara ini diselenggarakan 24 jam nonstop. Di samping itu, acara ini juga punya ciri khas lain yaitu adanya penari 24 jam. Iya, mereka bakalan menari selama satu hari penuh.

Tahun ini ada yang berbeda dari Solo 24 Jam Menari. Jika tahun-tahun lalu penari 24 jam merupakan laki-laki, kali ini saatnya perempuan unjuk gigi. Ada tiga penari wanita yang akan berlaga.



Yang pertama adalah Wirastuti “Tutut” Susilaningtyas. Seniman kelahiran Solo, 20 Mei 1983 ini mulai berkenalan dengan tari lewat sanggar tari Soerya Soemirat pada usia 9 tahun. Ilmu tarinya kemudian diperdalam di Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Surakarta – kini disebut ISI Surakarta. Di tempat yang sama pula, dia menyelesaikan pendidikan S-2.

Karir tari Tutut semakin moncer saat ia bergabung dengan Solo Dance Studio yang diarsiteki Eko Supriyanto alias Eko Pece. Berkat semangatnya menekuni olah tubuh dan vokal, menjadi gerbang bagi Tutut untuk bekerjasama dengan sutradara, koreografer, maupun komposer nasional/internasional, sebut saja Garin Nugroho, Suprapto Suryodarmo, Grey Filastine, dan lain-lain.

Selanjutnya adalah Agatha Irena Praditya. Pada 2017 lalu, perempuan yang lahir di Yogyakarta, 14 Agustus 1995 ini meraih penghargaan “Penata Tari Terbaik” pada Festival Sendratari Yogyakarta.

Alumnus ISI Yogyakarta ini pernah tampil di banyak acara seni, seperti Dieng Culture Festival, Malioboro Night Festival, Jogja International Street Performance, dan lain-lain.

Penari 24 jam yang ketiga adalah Sri Anjani Safitri. Dibanding dua nama sebelumnya, penari kelahiran Bogor, 22 Juni 1997 ini adalah yang termuda. Saat ini Anjani sedang berkuliah di Jurusan Seni Tari Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung.

Sejak 2015, ia berlabuh di komunitas Wajiwa Bandung Dance Theatre. Tak cuma sebagai penari, Anjani juga menjadi pelatih di Rumah Kreatif Wajiwa.

Tiga penari 24 jam itu bakal bergabung dengan lebih dari 157 kelompok dan 3.000 penari untuk memeriahkan Solo 24 Jam Menari. Acara ini dimulai pada 29 April jam 06.00 WIB dan ditutup pada 30 April di waktu yang sama.