Merefleksi Diri dengan Topo Bisu di Malam Satu Suro

1553

Soloevent.id – Puro Mangkunegaran menggelar kirab pusaka dan topo bisu dalam rangka peringatan Tahun Baru Islam 1440 H dan Malam 1 Suro, Senin (10/9/2018). Kirab pusaka Mangkunegaran diawali dengan pengambilan pusaka berupa tiga jenis tombak dan sebuah rumah kotak kecil bernama Joli dari dalam Puro Mangkunegaran.

Rangkaian acara selanjutanya yaitu memandikan pusaka atau biasa disebut dengan jamasan. Setelah rampung, air jamasan direbutkan oleh masyarakat karena dipercaya dapat mendatangkan keberkahan. Selanjutnya, kirab pusaka dimulai dengan memutari Puro Mangkunegaran sebanyak satu kali dan dibarengi dengan topo bisu.

Sembari mengelilingi benteng Puro Mangkunegaran, para kerabat atau abdi dalem yang mengikuti topo bisu berjalan tanpa suara dan dalam keadaan hening total. Ritual tersebut merupakan bentuk perenungan sekaligus simbol keprihatinan dan refleksi diri terhadap segala perilaku atau perbuatan selama setahun terakhir. Kirab pusaka ini juga dihadiri oleh mantan Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.

Rute kirab melalui Jl. Ronggowarsito-Jl. Kartini- Jl. Raden Mas Said – Jl. Teuku Umar – Jl. Ronggowarsito dan kembali masuk ke Pura Mangkunegaran. Selain kirab, di Masjid Al Wustho Mangkunegaran juga dilakukan tadarus Al Quran sebagai tanda bahwa adat istiadat dan agama dapat berjalan seiring sejalan.



Sekretariat 2 Pura Mangkunegaran, Joko Pramudyo, mengatakan, kirab pusaka Puro Mangkunegaran sudah ada sejak Tahun Saka 1555 dan berlanjut hingga sekarang, “Bedanya, prosesi di era modern sudah jadi event budaya yang bisa ditonton masyarakat umum tapi tanpa mengurangi kesakralan acaranya,” ujarnya kepada Soloevent.

Setelah kirab selesai dilakukan, masih ada prosesi lain yaitu malam lek-lekan atau tirakatan di Pendapa Pura Mangkunegaran. Semua masyarakat bisa ikut melakukan tirakatan bersama hingga menjelang pagi.