Keris Diponegoro di Acara Pekan Keris Nusantara

492

Soloevent.id – Keris milik Pangeran Diponegoro yang mempunyai nama lengkap Kanjeng Kiai Naga Siluman ikut dipamerkan dalam gelaran event bertajuk Pekan Keris Nusantara di Museum Keris Nasional. Acara ini mulai diadakan pada Sabtu, 20 November 2021 kemarin dan akan berlangsung hingga Kamis, 25 November 2021.

Kanjeng Kiai Keris Naga Siluman

Menurut rilis dari Solopos, Keris Kanjeng Kiai Naga Siluman dibuat dari bahan besi hitam dengan jumlah luk sebelas. Gundiknya berupa kepala naga dengan badan yang memanjang dan mengikuti alur bilah. Sedangkan warangkanya punya bentuk ladrang yang juga sering disebut dengan istilah branggah.

Keris ini sudah berusia sekitar 400 tahun dan pada zaman dahulu sering dibawa oleh Pangeran Diponegara saat bertempur melawan penjajahan Belanda antara tahun 1925 hingga 1830. Setelah perang yang berlangsung selama lima tahun usai dan Pangeran Diponegoro kena tipu daya Belanda, keris tersebut dirampas oleh Kolonel Jan Baptist Cleerens.

Selanjutnya oleh Kolonel Jan Baptist Cleerens pula senjata tradisional ini dibawa ke negeri Belanda. Setelah itu dikasihkan pada Raja Wilem I sebagai hadiah sekaligus lambang kemenangan tentara Belanda terhadap Pangeran Diponegoro.

Event Goers, keris Pangeran Diponegoro adalah bentuk dari warisan budaya bangsa Indonesia dan sangat kaya dengan sejarah perjuangan negeri ini. Atas dasar inilah peanitia acara tersebut membawa karya besar ini di ajang event tersebut.

Kanjeng Kiai Naga Siluman bisa kembali ke tanah air setelah selama sekitar dua abad tersimpan di Belanda. Pengembaliannya dilakukan oleh Raja Willem Alexander dan permasurinya Ratu Maxima ketika melakukan kunjungan resmi ke Indonesia pada 20 Oktober 2000 lalu di Jakarta.

Kepala UPT Museum Dinas Kebudayaan Surakarta Luthfi Khamid yang hadir dalam pembukaan Pekan Keris Nusantara mengemukakan masih ada puluhan keris lain yang ikut dipamerkan di event tersebut. Bahkan pihaknya mengajak 15 museum lain dari Sumatera Selatan, Kesultanan Banjar, Kalimantan dan Bali untuk ikut serta dalam gelaran ini.

Luthfi Khamid juga menyatakan, acara ini mengusung tema ‘Keris for the World’ dan diadakan untuk memperingati pengakuan keris sebagai warisan budaya non bendawi dari UNESCO. Indonesia memperoleh pengakuan ini pada 25 November 2005 di kota Paris, Perancis.

Lebih lanjut Luthfi Khamid menceritakan pula selain pameran keris, event Pekan Keris Nusantara dimeriahkan oleh beberapa acara lain. Mulai dari pertunjukan seni, pertunjukan tempa keris, sarasehan dan sebagainya.

Sementara itu dalam sambutannya Kepala Dinas Kebudayaan Surakarta Agus Santosa mengatakan tujuan dari penyelenggarakan acara ini adalah untuk menjaga kelestarian keris sebagai kekayaan budaya bangsa.

Pada sisi yang lain Agus Santosa juga menceritakan bahwa dalam event tersebut ikut tampil para pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) dari Solo sendiri. Khususnya yang bergerak dalam bidang kebudayaan. Jadi jika Event Goers datang ke pameran ini, bisa membantu pemulihan ekonomi masyarakat dengan cara membeli produk-produk mereka.