Lestarikan Payung Tradisi Lewat Festival Payung Indonesia 2016

969

edit

Soloevent.id – Mulai Jumat (23/9/2016) esok hingga Minggu (25/9/2016), Taman Balekambang akan dihiasi aneka payung warna-warni berbahan kain Nusantara. Ya, selama tiga hari ke depan, Festival Payung Indonesia bakal hadir lagi menyapa warga Kota Solo dan sekitarnya.

Di edisi ketiga ini, Festival Payung Indonesia mengangkat tema “Sky Umbrella, Exploring Indonesia”. Sesuai tema, pengunjung diajak menikmati keindahan payung-payung berbalut kain tradisi yang berasal dari penjuru Indonesia. Payung-payung itu dikemas dalam seni instalasi, dan dipajang di beberapa titik.

Pengunjung Festival Payung Indonesia 2016 juga bisa bertemu dengan para perajin payung dari berbagai daerah seperti Tasikmalaya, Kaliwungu (Kendal), Kalibagor (Banyumas), Juwiring (Klaten), Yogyakarta, dan Talawi (Sawahlunto).

Mau tahu bagaimana proses pembuatan payung tradisi dan kreasi? Ikuti saja sesi pameran dan workshop yang diadakan pada Jumat pukul 15.00-17.00. Selain perajin-perajin payung yang disebut di atas, acara itu turut menghadirkan Solo Rajuters, Kelurahan Danukusuman, Akademi Seni dan Desain Indonesia (ASDI) Surakarta, serta lainnya.

Dilibatkannya para perajin payung dalam event ini sejalan dengan tujuan Festival Payung Indonesia yakni melestarikan seni pembuatan payung tradisional Indonesia. “Kami ingin mendorong masyarakat agar melestarikan seni pembuatan payung tradisional, dan juga melakukan eksplorasi kreativitas pembaruan pada payung,” terang Ketua Panitia Festival Payung Indonesia, Heru Prasetya, dalam jumpa pers, Kamis (22/9/2016).

Salah satu eksplorasi yang ditampilkan di Festival Payung Indonesia 2016 adalah Temu Koreografer Wanita. Dalam sub-acara itu para koreografer membuat tarian dengan menempatkan payung sebagai sumber penciptaan karya.

Nama-nama yang terlibat dalam pementasan tersebut antara lain Indi Nidia (Klaten), Nungki Nurcahyani (Yogyakarta), Mai Kikuchi (Jepang), Anna Thu Schmidt (Jerman), Ine Arini Bastaman (Bandung), dan masih banyak lagi. Gelaran Temu Koreografer Wanita berlangsung selama dua hari, Jumat-Sabtu, mulai jam 20.00 WIB.