Kisah Cepot Di Solo Imlek Festival 2016

1028
KISAH CEPOT DI SOLO IMLEK FESTIVAL 2016

KISAH CEPOT DI SOLO IMLEK FESTIVAL 2016

Setelah dibuka oleh Grebeg Sudiro, gaung perayaan Tahun Baru Imlek 2567 di Kota Solo semakin besar. Senin (1//2/2016) malam, Solo Imlek Festival 2016 resmi dibuka. Salah satu rangkaian acara pembukaannya adalah pentas Wayang Golek dengan lakon “Cepot Ber-Imlek-an di Kota Solo”, yang dibawakan oleh grup Pasundan Asih dengan dalang Adi Konthea Kosasih Sunarya.

Pergelaran Wayang Golek tersebut dikonsep secara kontemporer, baik dari cerita, bentuk wayang, maupun alat musik yang mengiringi. Adi yang punya hubungan darah dengan dua dalang Wayang Golek kawakan, Ade Kosasih Sunarya dan Asep Sunandar Sunarya, menjadikan tokoh Cepot sebagai ikon pertunjukannya.

Celotehan-celotehan Cepot mampu menghangatkan malam yang dingin itu. Saat ia bernyanyi, tak sedikit penonton yang menyunggingkan senyum. Dengan iringan jazz, Cepot menari-nari lucu sambil menyanyikan tembang tradisional “Jaranan”. “Jaranan, jaranan, jarannya jaran teji. Sing numpak rupane abang,mlakune njot-njotan,” begitu liriknya.

Cepot ternyata juga mahir menyanyikan lagu Bahasa Inggris. Saat bertemu dengan tokoh bernama Stefani, ia mengajaknya berdansa dengan lagu “La Bamba”. Cepot pun sempat menggoda Stefani dengan lagu “Tonight, I Celebrate My Love”, yang dinyanyikan dalam aksen Sunda.

Selaku dalang, Adi menyelipkan pesan persatuan dalam keberagaman lewat tokoh Stefani. Diceritakannya, Stefani adalah wanita Belanda yang kepengen merasakan keharmonisan masyarakat saat berlangsungnya Imlek. “Solo adalah kota dengan beragam budaya. Walaupun berbeda, tapi tetap bisa jadi satu,” tuturnya.

Pesan yang disampaikan dalang Adi dalam pentas “Cepot Ber-Imlek-an di Kota Solo”, sejalan dengan tema “Budaya Imlek Memperkokoh NKRI” yang diusung Panitia Bersama Imlek 2567. Penasehat Solo Imlek Festival 2016, F.X. Hadi Rudyatmo, mengatakan, saling menghormati tanpa membedakan golongan harus jadi sikap bangsa Indonesia. “Solo adalah kota yang majemuk, maka ke-Bhineka-an harus ditonjolkan,” tuturnya saat memberikan sambutan.

Rudy melanjutkan, ramai dan meriahnya perayaan Imlek di Kota Solo, ditandai dengan banyaknya warga yang berfoto di bawah lampion saat malam hari, menjadi bukti bahwa Solo dalam situasi aman, nyaman, dan kondusif.

Usai pembukaan, Solo Imlek Festival 2016 akan terus digeber hingga Sabtu (6/2/2016). Event yang menampilkan 70 stan dan aneka hiburan ini, dihelat dari jam 17.00 hingga 22.00 WIB.