International Mask Festival 2017 Undang Seniman Topeng Mancanegara

1434

FESTIVAL-TOPENG-01

 

Soloevent.id – Salah satu pertunjukan seni bertaraf internasional kembali digelar di Kota Solo. Kali ini bakalan ada International Mask Festival 2017, sebuah event yang menampilkan pementasan tari topeng, workshop, dan seminar. Acara ini dihelat di pendapa Prangwedanan Pura Mangkunegaran selama dua hari, Jumat-Sabtu (27-28/10/2017).

 

Seperti namanya, International Mask Festival 2017 akan menyajikan segala sesuatu tentang topeng. Saat seminar, gelaran ini akan mengupas tentang sejarah dan ciri khas topeng dari setiap daerah. Kamu bisa mengikuti seminar ini pada Jumat mulai jam 08.30 WIB.

 

Lalu ada lagi workshop topeng yang mengangkat tema “Kreasikan Topengmu”. Di kegiatan tersebut, kamu bakal diajari cara membikin topeng. Workshop berlangsung dari 08.30-13.00 WIB.

 

Karena ini adalah workshop berbayar, kalau kamu kepingin mengikutinya maka dikenakan biaya 100 ribu Rupiah – itu sudah termasuk fasilitas keliling Museum Pura Mangkunegaran, makan siang, sertifikat, suvenir, dan menonton pertunjukan tari topeng.

 

Nah, omong-omong soal pertunjukan tari topeng, gelaran ini hadir tiap malam selama International Mask Festival 2017 berlangsung. Pengisi acaranya adalah seniman-seniman topeng dari berbagai kota di Indonesia dan beberapa negara.

 

Penampilnya antara lain Akademi Seni Mangkunegaran, Semarak Candra Kirana, Bambang “Mbesur” Suryono (Solo); Krida Beksa Wirama, Pager Bumi (Yogyakarta); I Gusti Ngurah Sudibyo (Bali); Paula Bravo Sanchez, Silvia Larrauri De Miguel (Spanyol); Tifany Chiedza Nhete (Zimbabwe); dan masih banyak lagi. Pertunjukan tari topeng ini bisa disaksikan secara gratis.

 

Ini adalah edisi keempat dari International Mask Festival. Edisi kali ini mengusung tema “Topeng: Ekspresi dan Imajinasi”. “Topeng adalah wujud apresiasi dan imajinasi dari wajah manusia. Kita dapat menggambarkan kesedihan, kebahagiaan, lewat topeng,” tulis panitia International Mask Festival dalam rilis yang diterima Soloevent.

 

 

Penulis: Reza Kurnia Darmawan

Foto: dokumentasi Soloevent