Guratan Indah Kaligrafi Dan Hand Lettering Terpampang Di Pameran Pitutur Becik

1824
GURATAN INDAH KALIGRAFI DAN HAND LETTERING TERPAMPANG DI PAMERAN PITUTUR BECIK

GURATAN INDAH KALIGRAFI DAN HAND LETTERING TERPAMPANG DI PAMERAN PITUTUR BECIK

Soloevent.id – “Becik Ketitik Ala Ketara”, “Sederhana Membuat Kita Melihat Keindahan di Setiap Hal yang Tidak Mewah”, “Mulat Sarira Hangrasa Wani”, “Work Hard Stay Humble”, “You Were Born to Be Real Not to Be Perfect”.

Indah dan memotivasi ya kalimat-kalimat di atas? Nah, tingkat keindahan kalimat-kalimat itu semakin bertambah tatkala diguratkan ke dalam seni kaligrafi dan hand lettering. Ya, di ruang pamer Bentara Budaya Balai Soedjatmoko, Solo, kalimat-kalimat itu dipampang dengan jelas dalam pameran Pitutur Becik.

Dalam Bahasa Indonesia, “pitutur becik” berarti ucapan-ucapan yang baik. Melalui pameran akbar perdananya ini, komunitas Surakarya ingin berbagi motivasi kepada khalayak ramai lewat karya-karyanya yang cantik. Ada 150 karya yang dipamerkan dalam rentang tujuh hari, 16-22 April 2016.

Selain media konvensional seperti kertas, papan, ataupun kaca, kalimat-kalimat itu juga dieksplorasi ke dalam skateboard, helm, dan kaos. Supaya lebih mengentalkan kalimat yang diusung, beberapa seniman membubuhi karyanya dengan gambar dan hiasan.

Zulfian Rahman contohnya. Karya ink on paper bertuliskan “Awali Semangat Hari ini dengan Secangkir Kopi” ditambahinya dengan gambar satu cangkir kopi dan biji-biji kopi. Alib Isa juga melakukan hal yang sama. Sebuah ikat kepala Merah Putih mengitari kepala seorang bocah laki-laki yang sedang tersenyum. Di atasnya tertera sebuah tulisan “Harapan Saya Tidak Ada Anak  Indonesia yang Diperjualbelikan”.

Ketua Panitia Pameran Pitutur Becik, Muhammad Eksanto, menuturkan, dari pameran ini, komunitas Surakarya ingin hal-hal yang baik kepada pengunjung pameran. “Ketika melihat ini, harapannya sih orang dapat memotivasi dirinya sendiri, dan nantinya bisa ditularkan ke orang lain,” katanya kepada Soloevent.

Eksan menjelaskan, saat membikin karya kaligrafi dan hand lettering, sang pembuat harus paham mengenai kalimat apa yang akan diangkat beserta maknanya, pemilihan font, tebal-tipis huruf, jarak per huruf, serta hiasan apa yang mau ditambahkan.

Karya-karya yang dipamerkan di Pitutur Becik harus melalui kurasi. “Proses kurasi lebih ditekankan kepada kalimat apa yang diambil serta seni menulisnya. Ada beberapa karya dari anggota yang tidak kami masukkan karena kalimatnya tidak sesuai konteks pameran ini,” bebernya.