Gamelan Keraton Ditabuh, Perayaan Sekaten pun Dimulai

1216

Soloevent.id – Perayaan Sekaten selalu ditandai dengan ditabuhnya sepasang gamelan pusaka keraton. Di Solo, dua gamelan itu bernama Kiai Guntur Madu dan Kiai Guntur Sari.

Sebelum ditabuh, gamelan terlebih dulu dikirab dari Keraton Kasunanan Surakarta menuju Masjid Agung Surakarta.

Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW

Selain sebagai penanda dimulainya perayaan Sekaten, gamelan keraton juga ditabuh untuk menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW.

Ada sepasang gamelan yang dikeluarkan

Sepasang gamelan tersebut adalah Kiai Guntur Madu dan Kiai Guntur Sari. Gamelan-gamelan tersebut dibawa dari Keraton ke halaman Masjid Agung.

Kiai Guntur Madu diletakkan di Bangsal Pradonggo sebelah selatan, sedangkan Kiai Guntur Sari diletakkan di Bangsal Pradonggo sisi utara. Gamelan yang ditabuh pertama adalah Kiai Guntur Madu.



Gamelan ditabuh selama 1 minggu

Gamelan mulai ditabuh sore hari setelah Asar. Nantinya prosesi Ungeling Gangsa (menabuh gamelan) dilakukan pagi, siang, dan malam selama satu minggu. Tahun ini, gamelan keraton tersebut bakalan ditabuh mulai 13-20 November 2018.

Sebelum kirab gunungan di puncak perayaan Sekaten, gamelan itu akan dimasukkan kembali ke Keraton Kasunanan Surakarta.

Tradisi nyirih saat gamelan keraton ditabuh

Nyirih adalah tradisi mengunyah sirih setelah gamelan ditabuh pertama kali. Sehabis dikunyah, sirih akan ditelan.

Konon, nyirih bisa mendatangkan berkah. Salah satunya bisa awet muda dan murah rezeki.

Gamelan sebagai media dakwah

Tradisi menabuh gamelan ini telah ada sejak zaman Kerajaan Demak. Dulu, Wali Songo menggunakan gamelan sebagai media dakwah.