Digelar Luring, International Mask Festival 2022 Berlangsung Meriah

393

Soloevent.id – Setelah selama dua kali berturut-turut hanya bisa diadakan secara daring, International Mask Festival (IMF) 2022 bisa kembali digelar secara luring. Sama seperti dua tahun lalu, event budaya ini mengambil Pendapa Prawedanan Pura Mangkunegaran sebagai tempat penyelenggaraan.  

Acara ini berlangsung sangat meriah selama dua hari dari Jumat hingga Sabtu, 17 dan 18 Juni 2022. Baik hari pertama maupun kedua, jumlah penontonya mencapai ratusan orang. Kendati sempat dilanda oleh hujan deras, hal ini tidak menyurutkan semangat pecinta seni untuk hadir di gelaran tersebut.  

Pertunjukan Tari Topeng 

Sebagai pertunjukan pembuka, tampil kelompok tari dari Semarak Candra Kirana Art Center Solo. Mereka hadir dengan tari topeng bertajuk Surpanaka. Tarian ini bercerita tentang sosok bernama Surpanaka yang mengubah dirinya menjadi perempuan cantik karena ingin mendekati seorang pemuda bernama Leksmana Widagda.  

Selain Semarak Chandra Kirana Art, masih ada beberapa kontingen dari daerah lain yang ikut menyemarakan gelaran akbar tersebut. Di antaranya Pring Serentet Tegal, Sanggar Tari Pradnya Pacitan, Sanggar Kesenian Nuansa Banjarmasin, Bengkel Seni Universitas Negeri Medan, dan Akademi Seni Mangkunegaran (ASGA) 

Tak hanya dari dalam negeri saja, beberapa grup seni manca negara ikut ambil bagian dalam gelaran akbar tersebut. Seperti Sirisook Dance Theater dari Thailand dan The Kaisen MD Collective dari Singapura. Semua menampilkan koleksi seni tari topeng terbaik mereka secara bergantian di hari pertama dan kedua.  

Selain pertunjukan langsung, IMF 2022 juga dimeriahkan oleh suguhan pemutaran video seni tari topeng dari tujuh negara, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Australia, Srilanka, Korea, Inggris, dan Lithuania. Menurut keterangan dari Kumparan, jumlah keseluruhan video yang dipertunjukan mencapai 46 video.  

Tanggapan Positif Dari Para Pemangku  

Chief Executive IMF 2002 Mimi Zulaikha mengungkapkan bahwa gelaran budaya ini merupakan gelaran IMF ke-9. Dalam sambutannya di acara pembukaan, dia memberi ketegasan apabila IMF adalah hasil inovasi terbaik para seniman Kota Solo. Terutama yang bergerak dalam bidang seni tari dan lebih spesifik lagi tari topeng. 

Direktur Utama (Dirut) ASGA sekaligus pencetus IMF Ray Irawati Kusumorasri ikut menyampaikan, Pendopo Prawedanan telah menjadi saksi utama atas bersatunya para seniman topeng melalui IMF. Mereka berhasil menampilkan keindahan dan manfaat topeng di kehidupan masyarakat dalam sebuah ekpresi budaya.  

Kepala Bidang Ekonomi Kreatif Dinas Kebudyaan dan Pariwisata (Disbudpar) Solo, Iis Purwaningsih juga memiliki pendapat senada. Dia menceritakan bahwa IMF yang terselenggara sejak 2014 terbukti mampu memberi dampak positif terhadap kemajuan seni hingga wisata di wilayah Surakarta.  

Selain itu dia sangat berharap agenda tahunan tersebut bisa membuat masyarakat jadi semakin paham akan makna keragaman budaya. Sehingga Solo bisa mempunyai daya tarik lebih tinggi dan sering dikunjungi oleh penggemar wisata budaya dari dalam dan luar negeri.