Delapan Tari Klasik Ditampilkan Di Mangkunegaran Performing Art 2017

2094

performing-art

Soloevent.id – Istana Mangkunegaran selama Sabtu-Minggu (18-19/3/2017) mempertontonkan karya-karya tari masterpiece-nya dalam acara Mangkunegaran Performing Art 2017. Seluruh tari klasik yang disajikan bergaya Mangkunegaran. Karya-karya tersebut dikembangkan pada era Mangkunegoro IV hingga Mangkunegoro VII.

Ada delapan tari yang disuguhkan dalam Mangkunegaran Performing Art 2017. Tarian-tarian tersebut kebanyakan mengisahkan tentang sejarah dan legenda.

Penyelenggaraan hari pertama menampilkan Tari Golek Lambangsari, Tari Gambyong Langenkusumo, Tari Srimpi Pandelori, Tari Bondoyudo, dan Tari Gatutkaca-Dadungawuk. Hari kedua terdapat pertunjukan Tari Bedhaya Bedhah Madiun, Tari Bandabaya, dan Tari Situbondo.

Delapan karya itu terdiri dari empat tari putri dan empat tari putra. Tari putri dibawakan secara halus. Meski ditarikan dengan gerakan-gerakan lembut, tetapi dari segi cerita terdapat juga tarian yang mengisahkan tentang peperangan. Tari Bedhaya Bedhah Madiun salah satunya.

Tari yang diciptakan KGPAA Mangkunegoro IV itu bercerita tentang peperangan antara Mataram dan Madiun. Dibawakan oleh tujuh penari, Tari Bedhaya Bedhah Madiun menggambarkan peperangan antara Panembahan Senopati (Raja Mataram Islam) dengan Retno Dumilah (putri Adipati Ronggolumpenon dari Kadipaten Madiun).

Sedangkan tari putra disajikan dengan suasana heroik. Satu di antaranya adalah Tari Gatutkaca-Dadangawuk. Karya yang dibikin pada zaman KGPAA Mangkunegoro V ini merupakan cuplikan dari lakon “Parta Krama”.

Tarian ini menceritakan tentang diutusnya Gatotkaca oleh Arjuna untuk mencari Kebo Pancal Panggung. Itu merupakan syarat yang diberikan para dewa sebelum Arjuna menikahi Subadra. Untuk mendapatkannya, Gatutkaca harus bertempur dengan seorang penggembala bernama Dadungawuk.

Digelarnya Mangkunegaran Performing Art 2017diharapkan dapat mengajak masyarakat untuk mengenal tradisi secara lebih dalam. Pernyataan tersebut disampaikan Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo – yang diwakili oleh Asisten Administrasi Umum Sekretariat Daerah Solo, Eny Tyasni Suzana, dalam sambutannya.

Perwakilan Mangkunegaran, GRAj Ancillasura Marina Sudjiwo, mengatakan, diadakannya Mangkunegaran Performing Art 2017 ini menandakan bahwa Mangkunegaran menjadi salah satu penopang budaya di Kota Solo. “Event ini harus diletakkan pada posisi strategis dalam upaya merawat, menjaga, dan merevitalisasi nilai-nilai budaya Mangkunegaran,” katanya.