Deklarasikan Sekolah Damai, Gibran Ingin Pelajar Solo Bebas Berekspresi

278

Mulai saat ini semua siswa sekolah di Solo punya kebebasan untuk berekspresi, sesuai tujuan utama dari program Sekolah Damai. Program ini sudah dideklarasikan sendiri oleh Walikota Surakarta Gibran Rakabumingraka di SMAN 4 Surakarta pada Senin, 24 Oktober 2022 kemarin.

Ikut hadir dalam deklarasi ini, Yenny Wahid selaku Direktur Wahid Foundation. Putri mantan Presiden Abdurrahman Wahid tersebut datang bersama Wakil Duta Besar (Dubes) Australia untuk Indonesia Steve Scoot. Selain itu ada Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Jawa Tengah Haerrudin.

Dalam rilisnya Solopos menjelaskan deklarasi dan launching program Sekolah Damai tersebut diisi dengan temu wicara atau talkshow. Pesertanya terdiri dari perwakilan kepala SMA-SMK dan siswa sekolah Kota Surakarta. Di kesempatan tersebut Gibran memaparkan, semua pelajar di Solo bisa bebas melakukan ekspresi.

Menciptakan Perdamaian dan menghargai Perbedaan

Kendati demikian dia juga menegaskan, semua harus tetap menjunjung tinggi prinsip toleransi di masyarakat. Sehingga diharapkan setiap pelajar mampu mengaplikasikan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Secara garis besar, lingkungan sekolah harus dapat menghargai perbedaan dan selalu menciptakan perdamaian kepada seluruh siswa. Kasus-kasus aneh misalnya perusakan makanan dan segala bentuk intoleransi lainnya tidak boleh terjadi lagi.

Sementara itu Yenny Wahid mengungkapkan, Sekolah Damai adalah sebuah program yang diciptakan dengan tujuan untuk membentuk budaya damai dalam setiap sekolah. Selain itu menjadi suatu tonggak dan langkah pembelajaran toleransi.

Gagasan pembentukannya berasal dari keluhan para pengajar di sekolah, sehubungan dengan terbatasnya fasilitas dan bantuan pendidikan toleransi. Dari sini muncul suatu pikiran baru jika siswa sekolah sebagai generasi penerus harus mendapat bekal yang mencukupi agar bisa mengelola emosi dengan baik.

Selanjutnya diharapkan pula mereka dapat berinteraksi dengan baik bersama teman dan orang-orang yang tidak sama. Yenny menegaskan, semua ini merupakan manfaat utama dari program sekolah damai.

Haerudin ikut menambahkan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah memberi apresiasi tinggi terhadap kehadiran Sekolah Damai. Dia menjelaskan, saat ini memang sudah ada peraturan terkait dengan penguatan penanaman ajaran toleransi sifat saling menghargai dalam masyarakat. Sehubungan dengan hal ini, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo juga meminta agar program tersebut makin giat dijalankan.

Sementara itu Direktur Eksekutif Wahid Foundation Mujtaba Hamdi menyatakan, ada tiga pilar terpenting dalam pelaksanaan program sekolah damai. Pertama adalah setiap sekolah harus mempunyai kebijakan khusus sebagai upaya pencegahan kasus-kasus intoleransi.

Kemudian yang kedua berupa praktik langsung dari program tersebut dan yang ketiga berupa sistem dan tata kelola organisasi siswa. Lalu untuk ke depan, ada rancangan modul praktis untuk membantu guru dan siswa untuk menggelar lokakarya. Selain itu akan dilahirkan pula kelompok kerja (pokja) sebagai pendamping sekolah dan disusul dengan sosialisasi program hingga inplementasi.