Dari Nusantara Hingga Timur Tengah Tersaji Di Solo City Jazz 2016 Hari Pertama (Bagian 1)

854

edit

Soloevent.id – Di antara rimbun pohon Taman Balekambang, lantunan musik jazz mengalun merdu. Kala itu Michelle Kuhnle sedang memainkan set terakhirnya, “Anything Goes”, yang bertempo sedang. Suara gadis 12 tahun itu membaur dengan keeksotisan taman kota tersebut.

Jumat (30/9/2016) malam itu Michelle Kuhnle menjadi penampil kedua dalam gelaran Solo City Jazz 2016 hari pertama. Ya, festival jazz terakbar di Solo ini hadir lagi menyapa penikmat musik Kota Bengawan. Sebelum Michelle, panggung Solo City Jazz 2016 terlebih dahulu dipanaskan oleh energi-energi muda Surakarta Ska Selection.

Edisi ketujuh ini Solo City Jazz 2016 memberikan porsi lebih kepada musisi-musisi muda, terutama yang berasal dari Kota Solo. Galih Naga Seno salah satunya. Menggunakan instrumen jimbe, tambur, drum, kulintang, gitar, bas, dan saxophone; Galih beserta enam rekannya suguhkan komposisi-komposisi khas Nusantara.

Walaupun beraroma Indonesia, tapi Galih dkk tetap memberikan sentuhan-sentuhan lain seperti be-bop dan Latin jaz. “Labuan Bajo” satu di antaranya. Lagu yang terinspirasi dari perjalanannya ke Sumbawa itu dibawakan dengan suasana etnik dengan selingan chill out jazz.

Usai tampil, Galih Naga Seno sedikit memberikan bocoran tentang musik yang ia usung. “Penampilan kami merupakan sebuah konseptual musik. Dalam komposisi ini terdapat unsur-unsur yang memuat vocabulary dan idiom tentang nuansa Nusantara,” jelasnya.

Sama seperti Galih Naga Seno; penampil keempat, B’Fuzz, juga memainkan musik instrumental di nomor pembuka. Kuartet asal Solo ini memainkan lagu bernafas progresif jaz. Barulah di tembang kedua dan ketiga, mereka tampil agak “tenang”. Menggandeng seorang vokalis asal Yogyakarta, B’Fuzz merombak “Rolling in the Deep” dan “Summertime”.