Chef Erwan: Dari Pulau Dewata Meluncur ke Jawa

1227

Soloevent.id – Di balik menu-menu nikmat yang disajikan Alila Solo Hotel, terdapat kreasi dari Erwan Andri Wijaya. Pria kelahiran Banyuwangi, 25 Mei 1981 itu merupakan Executive Chef Alila Solo Hotel.

Pertemuan Erwan dengan dunia kuliner dimulai dari hal simpel, yakni membantu menyiapkan hidangan untuk  arisan ibunya di rumah. Setelah itu, ia semakin tertarik dengan kuliner. Sejak lulus SMA, Erwan menyeberang ke Pulau Bali untuk mendalami dunia kuliner. Ia mengaku belajar secara otodidak. Profesinya sebagai koki telah membuatnya menjelajah beberapa daerah di Pulau Dewata, seperti di Jimbaran, Ubud, Seminyak, hingga Nusa Dua.

Selama 18 tahun, Erwan menggeluti dunia kuliner dan perhotelan di Bali. Hal itu membuatnya merasa kalau Bali adalah rumah keduanya. Namun, akhir 2018, Erwan harus berkemas dan meninggalkan Bali. Dia meluncur ke Kota Solo untuk menjadi Chef Executive di Alila Solo Hotel.

Bali dan Solo tentunya punya perbedaan yang kontras, baik dari budaya hingga kuliner. Pria dua anak ini mengaku sedikit kaget saat pertama kali berada di Solo, terutama mengenai cita rasa kulinernya.

Seperti diketahui, Solo dikenal dengan makanan manisnya. Namun, dia berpendapat bahwa tidak semua makanan khas Solo itu manis dan tidak semua orang Solo suka makanan manis. Di Solo, Chef Erwan belajar bagaimana menyesuaikan selera pasar.

Ditambah lagi sebagai Executive Chef di hotel bintang lima, Erwan harus lebih memutar otak untuk membuat inovasi-inovasi dan ide-ide baru. Untungnya dia dimudahkan oleh internet. Erwan banyak mengeksplorasi website-website makanan serta mencari referensi di Instagram. Ini sangat berkebalikan dengan masa lalu. Erwan bercerita, sebelum internet marak, ia banyak membeli buku-buku kuliner untuk menambah referensi.

Erwan ternyata punya keahlian unik. Ia mengaku sebagai visual learner, artinya hanya dengan melihat sampel makanan yang disajikan, otaknya mampu menganalisis komposisi sebuah hidangan. Apalagi yang dihidangkan adalah favoritnya, makanan pedas. Meski harus blind tasting, dia mampu menganalisis bumbu-bumbu dengan cepat.

Meski demikian, ia mengalami kesulitan sewaktu menghadirkan makanan Timur Tengah di Alila Solo Hotel saat Ramadan tahun ini. Menurutnya cita rasa Timur Tengah sedikit susah menyesuaikan lidah Indonesia

Hal menantang lainnya yang ia temui di Alila Solo Hotel adalah menghadirkan menu Ramadan. Bagi Erwan, itu cukup menantang karena hidangan Ramadan adalah hal yang baru baginya. Selama di Bali, dia belum pernah menyajikan menu Ramadan. “Menu Ramadan di Bali itu enggak familiar, karena Ramadan di Bali berjalan biasa saja,” ujarnya kepada Soloevent.



Ramadan kali ini, Alila Solo Hotel menawarkan hidangan berbuka dari empat negara. Itu juga merupakan tantangan baru bagi Chef Erwan karena dia harus mampu menyajikan makanan dengan cita rasa asli tapi masih mampu dinikmati oleh masyarakat.