“Bengawan Solo” Dikenang Sampai Jauh

1518

Soloevent.id – Gesang Martohartono atau biasa disingkat dengan Gesang adalah penyanyi dan pencipta lagu asal Indonesia. Bahkan, banyak yang menjulukinya sebagai maestro musik keroncong Tanah Air.

Satu hal yang terus dikenang dari Gesang adalah karya legendarisnya, “Bengawan Solo”. Lagu tersebut diciptakan tahun 1940 ketika Gesang berusia 23 tahun. “Bengawan Solo” diciptakannya selama enam bulan.

Dulunya, Gesang bukanlah seorang pencipta lagu, melainkan penyanyi lagu keroncong untuk acara pesta kecil-kecilan di Solo. Beberapa lagu pernah diciptakannya kala itu, seperti “Roda Dunia”, “Si Piatu”, dan “Sapu Tangan”. Sayangnya, lagu-lagu tersebut kurang mendapat sambutan dari masyarakat.

Suatu ketika, Gesang sedang berada di pinggir Sungai Bengawan Solo. Gesang muda melihat saat kemarau airnya surut, tapi saat hujan meluap. Itulah yang menginspirasinya membuat “Bengawan Solo”.

Lagu itu telah diterjemahkan ke dalam 13 bahasa, antara lain Inggris, Rusia, Mandarin, dan Jepang. Sebagai bentuk penghargaan atas jasanya terhadap perkembangan musik keroncong, tahun 1983 Jepang mendirikan Taman Gesang di dekat Sungai Bengawan Solo.



Ngomong-ngomong soal keroncong, Pemerintah Kota Surakarta bakalan menggelar lagi Solo Keroncong Festival. Event kali ini diadakan Jumat-Sabtu (26-27/7/2019) di Balai Kota Surakarta. Ada penampilan istimewa dari Waldjinah dan Dorce Gamalama.

Selain itu, Solo Keroncong Festival 2019 juga dimeriahkan oleh kelompok-kelompok keroncong dari berbagai kota di Indonesia. Di hari pertama ada Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Tjong Young Gita Citra Alam (Demak), O.K. Swastika (Solo). Di hari kedua menghadirkan Sekolah Pilar Remaja (Cibubur), Anjuk Ladang (Nganjuk), De Poespo (Jakarta), BPD Jateng, NusWa (Solo), dan Bintang Surakarta.