Asam Manis Cerita Voca Erudita Saat Berkompetisi ke Luar Negeri

858

Soloevent.id – Voca Erudita, Unit Kegiatan Mahasiswa asal Universitas Sebelas Maret Surakarta, berhasil go international. Paduan suara mahasiswa yang telah berdiri lebih dari tiga dekade ini sering mengikuti kompetisi choir ke luar negeri. Hebatnya, mereka pulang ke Tanah Air tanpa tangan kosong. Salah satunya saat tampil gemilang dalam sebuah kompetisi di Italia. Mereka berhasil membawa pulang 8 penghargaan.

Kemenangan di Italia tersebut menjadi semacam pelecut semangat untuk melangkah ke ajang yang selama ini mereka impikan, The European Grand Prix For Choral Singing, sebuah kompetisi paduan suara paling bergengsi di dunia. “Kami ke Italia tahun kemarin. Meski itu bukan rangkaian EGP, dari situ kami sudah tahu suasana kompetisi di sana. Kami tahu vibes-nya,” kata Ketua Voca Erudita, Muhammad Hazim Fauzi, saat talkshow di Radio Soloevent, Rabu (26/2/2020).

Namun, perlakuan antara kompetisi di dalam dan luar negeri berbeda. Kompetisi di luar negeri lebih membutuhkan upaya lebih besar. Dalam hal dana misalnya. “Kami pernah H-3 [keberangkatan] kekurangan dana. Untungnya, pas H-2, ada donatur yang bersedia membantu kami,” ujarnya.

Tak cuma donasi, VE juga mengumpulkan dana lewat sponsor, bantuan universitas, iuran anggota, dan penggalangan dana.

Selain dana, maintenance anggota juga jadi tantangan saat berkompetisi di luar negeri. Biasanya, Voca Erudita membawa sekitar 40 personel. “Dengan kondisi dan beban berbeda, bagaimana pun caranya dari awal sampai akhir harus bisa satu padu,” ungkapnya.



Satu hal penting yang ditanamkan saat berkompetisi ke luar negeri yakni harus menjaga hati. “Jangan terlalu euforia. Kami ke sana bukan untuk main, tapi kompetisi. Mending awalnya nangis-nangis dulu, baru seneng-seneng,” ujarnya.

Hazim juga menceritakan sedikit pengalaman lucu bersama tim ketika berpentas di luar negeri. Ada salah satu anggota mereka yang tiba-tiba sakit. Katanya enggak cocok dengan menu makanan di sana. Untungnya mereka membawa perlengkapan dari Indonesia, seperti beras, sambal, abon. Akhirnya, anggota tim tersebut makan nasi yang dibawa dan langsung sembuh.