Asal Usul Nama Deep Purple, Ternyata Ada Peran Seorang Nenek.

566

Soloevent.id – Sejarah panjang perjalanan musik Deep Purple dimulai saat musim panas tahun 1967, ketika Chris Curtis, seorang drummer sekaligus vokalis mantan personel band “The Searcher”, berkenalan dengan Jon Lord, pemain kibor dari grup band “The Flowerpot Men”, dalam sebuah pesta. Dari obrolan liar sesama pemusik di pesta itu, Chris mengajak Jon buat bergabung dalam proyek idealisnya: membentuk grup band dengan konsep baru, di mana sentral figurnya hanya ada 3 personel yaitu dirinya, Jon Lord dan seorang lagi yang disebutnya bernama Rob Hewlett. Personel lain, sifatnya non permanen, bisa keluar-masuk dan diganti setiap saat, sesuai dengan kebutuhan warna musik yang dimainkan. Oleh Chris, band ini nantinya akan dinamai “Roundabout” (Round About).

Jon Lord pun tertarik, mengingat saat itu dirinya sedang galau menyikapi masa depannya. Grup band yang dia bela sebelumnya, “The Artwoods” – milik Art Wood, saudara dari Ron Wood, personel “The Rolling Stones” – gagal sukses, walaupun sudah berusaha mengganti nama menjadi “ST. Valentines’s Day Massacre” sekalipun. Untuk melanjutkan karirnya, Jon pun bergabung sebagai kibordis “The Flowerpot Men”, yang saat itu sedang melakukan tur show.

Setelah Jon Lord setuju dengan idenya, Chris Curtis, entah bagaimana awalnya, lalu numpang tinggal di apartemen (lebih pas disebut flat) milik Jon, di London. Chris pun lantas mengontak sahabat lamanya, Tony Edwards, seorang pengusaha yang mencoba menjadi produser musik, untuk menjadi manajer dan menangani proyeknya ini. Chris juga meminta Tony untuk mengundang seorang pemuda kenalannya buat diajak bergabung, sekaligus dikenalkan kepada Jon Lord. Pemuda tersebut adalah Ritchie Blackmore, gitaris yang kala itu sedang mengadu nasib di Hamburg, Jerman bersama grup “Mandrake Root”.

Pertemuan belum terjadi, Jon Lord lalu melanjutkan tur show-nya. Tanpa sepengetahuan dirinya, Tony Edwards mengundang Ritchie Blackmore ke Inggris dengan menanggung biaya perjalanan pulang pergi, Jerman-Inggris, hanya untuk menyaksikan Jon manggung sekaligus bertemu Chris Curtis, yang sayangnya saat itu tiba-tiba tidak muncul tanpa kabar. Merasa dikecewakan, Ritchie pun kembali ke Jerman, menyisakan Tony yang lantas meminta Jon buat menemuinya sepulang dari tur.

Berdirinya Deep Purple mulai menemukan momentum, ketika kembali dari tur, Jon Lord sangat murka kepada Chris Curtis, setelah mendapati apartemen yang ditinggalinya bersama Chris, kotor dan berantakan, seluruh dindingnya ditempeli kertas alumunium foil dan obat-obatan terlarang bertebaran. Chris yang terkenal sebagai pribadi eksentrik dan pengkonsumsi narkoba, sejak itu menghilang. Jon pun lalu menghubungi Tony Edwards untuk secepatnya mengundang kembali Ritchie Blackmore ke Inggris. Dan, pertemuan bersejarahpun akhirnya terjadi di Desember 1967. Jon, Ritchie serta Tony bertemu dan bersepakat melanjutkan proyek “Roundabout” walaupun tanpa Chris, si pemilik ide. Jon dan Ritchie mengurus perekrutan personel, sementara Tony mengurus pendanaan proyeknya.

Yang menarik, ibarat jatuh cinta pada pandangan pertama, Jon Lord dan Ritchie Blackmore saling menemukan kecocokan. Konon kabarnya, 2 lagu Deep Purple di album perdana:  “And the Address” dan “Mandrake Root” ditulis bersama oleh mereka di saat perkenalan pertama itu.

Setelah itu, Jon Lord mengajak Nick Simper, pemain bass teman se-grupnya di “The Flowerpot Men” buat bergabung. Ritchie Blackmore merekrut bassist Dave Curtiss dan drummer Bobby Woodman. Berenam, “Roundabout” pun lantas mulai sering manggung. Sayangnya, formasi ini cuma berumur singkat. Diproklamirkan Februari 1968, formasi “Roundabout” lantas berakhir sebulan setelahnya. Jon dan Ritchie tidak sreg dengan performa Dave Curtiss maupun Bobby Woodman. Jon, Ritchie dan Nick lantas membentuk formasi baru dengan membajak dua personel “The Maze”: vokalis Rod Evan, dan drummer Ian Paice.

Setelah sempat manggung beberapa kali dengan tetap membawa nama “Roundabout”, di bulan Maret 1968 mereka berlima akhirnya menggunakan nama baru : “Deep Purple”. Sebelum memutuskan nama tersebut, beberapa nama lain sempat diusulkan, antara lain “Orpheus”, “Concrete God”, juga “Sugarlump”. Sampai akhirnya di suatu pagi, Ritchie Blackmore mengusulkan nama “Deep Purple”, sebuah judul lagu instrumentalia yang jadi favorit neneknya saat bermain piano, yang cukup populer di era 1920-an.

Lagu “Deep Purple” versi instrumentalia diciptakan oleh pianis Peter DeRose di tahun 1923, namun baru tahun 1933 secara resmi dipublikasikan sebagai sebuah komposisi piano. Lagu tersebut menjadi semakin populer setelah di tahun 1938 ditambahi lirik oleh penulis lirik Mitchell Parris. Duo kakak beradik “Nino Tempo & April Steven” meng-cover versi lirik lagu ini dan membuatnya jadi hit di tahun 1963.

Sumber foto: https://www.facebook.com/deeppurplemark1; google.com