7 Tips Mengelola Akun Berbasis City Branding

780

7-TIPS-MENGELOLA-AKUN-BERBASIS-CITY-BRANDING_

City branding sebuah kota perlu digalakan. Selain untuk menarik para wisatawan domestik maupun mancanegara, city branding juga berkaitan erat dengan identitas dan rasa bangga terhadap kota yang ditinggali. Di era informatika ini, langkah tersebut begitu mudah. Hanya dengan tombol “tweet”, share”, “post”, dan sebagainya, masyarakat tidak perlu mengeluarkan energi berlebih untuk mengabarkan potensi maupun kondisi tempat tinggalnya.

Di kota ini, muncul beberapa akun yang menyandang nama “Solo”. Tidak hanya di Kota Bengawan saja tren ini bergulir. Hampir seluruh wilayah Indonesia mempunyai akun-akun yang memaparkan kotanya. Dalam proses city branding, mereka secara gencar mengabarkan tentang event, kuliner khas, tempat nongkrong yang asyik, dan lain-lainnya.

Chief Business Officer Id Blognetwork, Wiwik Woeryanti, dalam sesi obrolan santai Tea Talk (Royal High Tea and Talkshow), dengan tema “Membangun Identitas dan Daya Tarik Kota Melalui Sosial Media”,  yang digelar The Sunan Hotel Solo pada Kamis (30/10/2014), memaparkan tujuh tips agar akun-akun tersebut bisa tetap eksis. Berikut Soloevent merangkumnya dalam 7 tips mengelola akun berbasis city branding .

  1. Pertama, menentukan tujuan akun. “Dengan menentukan tujuan, kita akan tahu akun tersebut dibawa ke mana. Karena dengan tujuan, akun tersebut bisa lebih maksimal dan tidak melebar pembahasannya. Berbicara sosial media, kita berbicara tentang hal yang praktis,” tutur Wiwik.
  2. Kedua, obyektif. Nama akun dan informasi yang diberikan harus sama. Akun harus bisa memberikan informasi ataupun rekomendasi kepada para pengunjungnya. “Jika tidak ada informasi, orang tidak adakan lagi mampir ke situ [akun],” katanya.
  3. Ketiga, persona branding. Ini terkait dengan pencitraan akun yang disesuaikan dengan target pasarnya. Salah satu elemen yang disinggung Wiwik adalah penggunaan bahasa dan interaksi antara admin dengan pengunjung akun. “Saat bertugas, admin tidak boleh menjadi dirinya sendiri,” jelas Wiwik.
  4. Keempat, research competition. Dengan beragamnya akun tipikal, sebuah akun yang menonjolkan city branding harus pintar memutar otak, agar dapat dilirik pengunjung.
  5. Kelima, choose channel and tactic. Tidak semua infornasi dapat disalurkan lewat satu jejaring sosial. Ini mengingat perbedaan karakter tiap-tiap media sosial. “Misal jika ingin membuat community building, buatlah di Facebook. Jika kontennya berupa visual, gunakan Instagram atau Pinterest,” ungkapnya.
  6. Keenam, create content strategy. Agar dilirik orang, sebuah akun harus mengerti tipe konten dan kapan waktu yang tepat untuk mengunggahnya. Frekuensi posting per hari juga disinggung oleh Wiwik. Ia menambahkan, admin harus pintar mengajak pengunjung untuk berinteraksi. Salah satunya melalui kuis.
  7. Ketujuh, allocate budget and resources. Supaya lebih berkembang dan agar cepat mencapai tujuan, sebuah akun perlu mencari suntikan dana, misal dari pengiklan.