5 Potret Serunya Sunset Trip Bareng Kribo Solo

1111

Soloevent.id – Komunitas Pencinta Radio Prambors Solo alias Kribo Solo mengadakan event perdananya yang diberi nama Sunset Trip. Rabu (17/10/2018), tim Prambors Solo mengajak 18 anak muda hangout bareng sambil piknik tipis-tipis ke daerah Ngargoyoso, Karanganyar dan Polokarto, Sukoharjo.

Eits, event ini enggak sekedar jalan-jalan biasa. Sambil menjemput senja, para kawula muda juga diajak menambah wawasan dan inspirasi di tempat-tempat yang dikunjungi. Soloevent juga ikut rombongan, lo. Keseruan Sunset Trip bakal Soloevent ulas di artikel ini.

Membedah generasi Y

The Sunan Hotel Solo jadi titik pemberangkatan Sunset Trip. Sehabis sarapan, Kribo Solo mendapat siraman inspirasi dari General Manager The Sunan Hotel Solo, Retno Wulandari.

Sebagai pelaku bisnis yang punya perhatian terhadap perkembangan generasi muda, Retno berpesan kepada peserta Sunset Trip agar meningkatkan soft skills. “Kalian harus bisa mendapat uang dengan cara zaman now, misalnya jadi beauty vlogger dan lain-lain,” terangnya.

Retno juga menyoroti perkembangan gadget di kalangan anak-anak muda. Salah satu dampak pertumbuhan gawai adalah menjadikan generasi muda asosial. “Jika kalian terkena dampak gadget, jangan pernah kehilangan empati,” ucapnya.

Mengintip proses pembuatan teh

Dari The Sunan Hotel, Kribo Solo berjalan darat menuju Kemuning, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar. Di kaki Gunung Lawu ini ada pabrik teh yang berdiri sejak tahun 1850-an.

Guide kami, Witoyo, menjelaskan pabrik teh ini sempat beralih ke Jepang saat mereka menduduki Indonesia pada masa 1942-1945. Sehabis Jepang angkat kaki, pabrik dikelola Istana Mangkunegaran selama empat tahun.

Mulai 1948 hingga 1965, pengelola pabrik teh ini berganti-ganti, mulai dari militer hingga koperasi yang didirikan para karyawan. Peristiwa G30S turut mengubah pengelola pabrik karena para karyawan diduga terlibat dalam gerakan tersebut.  Sejak itu, pabrik teh Kemuning diurus oleh Kodam IV/Diponegoro.

Selain bercerita soal sejarah pabrik teh Kemuning, Witoyo juga mengajak kawula muda melihat-lihat proses pembuatan teh. Ada lima tahapannya, mulai dari pelayuan daun teh hingga pengeringan dan penyortiran berdasar ukuran.

Di musim kemarau, pabrik teh Kemuning menghasilkan 5-7 ton per hari. Jika musim hujan, produksinya mencapai 10-15 ton setiap harinya.

Belajar sejarah Nusantara

Sehabis istirahat sejenak sambil mencicipi teh dan snack di Bali Ndeso Resto, Kribo Solo melanjutkan jalan-jalan ke Candi Sukuh. Pemandu wisata kami bernama Joko, dia sangat interaktif.

Berada di ketinggian sekitar 1.186 meter di atas permukaan laut, Candi Sukuh dibangun di era Kerajaan Majapahit, tepatnya saat Prabu Brawijaya memerintah. Menurut Joko, tahun awal pembuatan Candi Sukuh dipahat di relief gerbang candi. Di bangunan candi terdepan inilah terdapat relief lingga yoni yang merupakan simbol kesuburan manusia.

Candi Sukuh terdiri dari tiga teras. Teras tertinggi menggambarkan penyucian diri atau moksa. Di teras teratas inilah terdapat bangunan utama Candi Sukuh. Di bawahnya ada panel-panel yang menceritakan Nakula-Sadewa.

Joko mengatakan, Candi Sukuh kerap digunakan sebagai tempat ruwatan. Seniman-budayawan dari Solo, Suprapto Suryodarmo, sering melakukan ruwatan saat awal tahun baru.



Menjemput senja sambil fun games

Kami sampai di Bali Ndeso Resto sekitar jam 15.30 WIB. Setelah late lunch, kawula muda diajak mengakrabkan diri lewat fun games. Ada dua materi fun games, yaitu memindahkan hula hoop dan karet gelang. Dua permainan itu dilakukan secara berkelompok.

Sebelum memulai, masing-masing kelompok wajib mengenalkan nama kelompoknya menggunakan yel-yel. Meski tiap kelompok beradu menjadi yang tercepat, tapi suasananya tetap ceria dan penuh tawa.

Sehabis merampungkan babak final, Kribo Solo foto bareng berlatar senja dan panorama hijau Bumi Intanpari di atas gardu pandang Bali Ndeso Resto.

Mencuri inspirasi dari entrepreneur muda

Minarets Coffee yang berada di Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo, menjadi titik akhir Sunset Trip. Dari Bali Ndeso Resto, oerjalanan ditempuh selama lebih kurang 45 menit.

Seperti yang pernah Soloevent bahas, Minarets Coffee adalah tempat nongkrong yang unik. Kamu bisa menikmati suasana klasik sambil minum kopi atau nge-teh. Selain bangunannya yang berwujud kastil, suasana klasik juga terpancar dari interiornya. Ada banyak barang-barang kuno yang dijadikan hiasan di tempat ini.

Kribo Solo disambut langsung oleh pemilik Minarets Coffee, Irsyad Hanafi. Ditemani es kopi, singkong goreng, dan pisang goreng, kawula muda ngobrol asyik bareng Irsyad. Alumni Arsitektur Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) itu menceritakan tentang hobi mengoleksi barang-barang kuno dan kecintaannya minum kopi. Enggak lupa Irsyad juga membahas soal karirnya sebagai pengusaha muda, plus berbagi tips menemukan passion.