5 Hal yang Harus Kamu Tahu tentang Film Dokumenter Tarling is Darling

2009

Soloevent.id – Puncak acara Solo Documentary (Sodoc) Film Festival 2018 digelar selama tiga hari, Kamis-Sabtu (18-20/10/2018) di Gedung Kesenian Taman Balekambang.

Ada banyak film dokumenter yang diputar. Salah satunya adalah film tamu berjudul Tarling is Darling karya Ismail Fahmi Lubis. Pemutaran berlangsung pada Kamis (18/10/2018) jam 19.30 WIB.

Apa itu Tarling is Darling?

Adanya saweran dan goyangan seksi penyanyi bikin orang-orang beranggapan musik dangdut Pantura identik dengan hal negatif. Namun, di balik itu ada berbagai cerita menarik di dalamnya. Contohnya tergambar di film Tarling is Darling. Yap, film dokumenter ini menceritakan kehidupan nyata para pelaku seni dangdut Pantura.

Sinopsis Tarling is Darling

Kabupaten Indramayu yang terkenal dengan dangdut Pantura menjadi setting lokasi film ini. Karakter utamanya, Kang Jaham, adalah seorang penulis lagu dangdut. Dia sering mengorbitkan beberapa wanita menjadi penyanyi dangdut. Hingga suatu hari muncul tantangan untuk menuliskan lagu dangdut bernuansa islami.

Banyak hal tak terduga muncul di setiap karakter pemain dalam film berdurasi 1 jam 49 menit ini.

Proses pembuatan film

Setelah film selesai diputar, penonton diajak ngobrol bareng dengan Ismail Fahmi Lubis. Di sesi ini sang sutradara membeberkan proses pembuatan Tarling is darling.

“Ini film dokumenter. Saya hanya ingin ceritanya mengalir saja. Saya juga ingin menampilkan karakter yang nyata dan tidak dibuat-buat. Seperti Kang Jaham ini, saya menemukannya juga enggak sengaja. Ternyata Kang Jaham ini sudah sudah memainkan musik dangdut sejak tahun 1979,” jelasnya.



Benar-benar swadaya dan swadana

Ismail Fahmi Lubis membuat film dokumenter ini selama tiga tahun, tanpa kru dan dengan dana pribadi.

Bahkan Kang Jaham awal mulanya tidak mengetahui akan membuat film seperti apa, dengan judul apa, dan hasilnya bagaimana. “Saya hanya diajakin untuk main di film,” kata Jaham yang ikut datang waktu sesi ngobrol.

Pesan di balik film

Ismail Fahmi Lubis pingin menyampaikan pesan lawat filmnya. “Saya ingin menampilkan hubungan masyarakat Indramayu dengan musik tarling (gitar keliling), juga ingin menyampaikan pesan tentang Islam Indonesia yang damai lewat dakwah dengan metode music,” tuturnya.

 

Diputarnya Tarling is Darling di SODOC Film Festival 2018 karena sesuai dengan tema “Merekam Refleksi Keberagaman”.